Haii pembaca, ada yang tahu makanan khas
dari Sumedang? Yaa betul sekali, sudah tak asing lagi bagi mereka yang senang
berkuliner tentunya. Tahu Sumedang sudah terkenal dimana-mana, bahkan setiap
mendengar kata Sumedang sudah pasti yang pertama kali muncul dipikiran itu
makanan khasnya yaitu Tahu Bungkeng salah satunya. Namun tahukah kita asal usul
Tahu Sumedang? Yuk kita simak sedikit mengenal sejarahnya tahu yang lezat ini.
Jadi begini, dari data historis terungkap
pengrajin tahu pada awalnya dirintis sejak abad ke 20-an. Konon ini berkaitan
dengan “Perjalanan” orang yang bernama Ong Kino, sebagai imigran China ke
Sumedang tahun 1900.
Menurut Ong Yoe Kim (71), tokoh tahu
Sumedang. Kata “Tahu” itu berasal dari China yakni “Tao Hu” yang maknanya
(Tao=Kacang, Hu=Lumat) atau sebagian orang cina menyebut “Tahu” sebagai daging
tak bertulang.
Adapun Ong Kino adalah ayah kandung Ong
Bun Keng, lelaki asal negeri China itu terinspirasi membuat tahu berbahan baku
kedelai, karena kecintaan istrinya terhadap tahu. Sebagai “cikal bakal” tahu
Sumedang, maka Ong Kino membuat tahunya dengan bahan baku kedelai lurik mirip
telor puyuh. Kedelai itu merupakan jenis kedelai langka untuk ukuran sekarang.
Awalnya tahu yang dibuat itu berukuran besar dan tebal. Lalu disiasatilah oleh
Ong Kino dengan cara membagi tahu itu menjadi empat bagian supaya ukurannya tak
terlalu besar. Selanjutnya Ong Kino memberi garam ke potongan tahu yang sudah
berbentuk persegi itu.
Senada yang dikemukakan Ong Ce Ciang yang
lebih suka dipanggil Suryadi (42),cucu dari Ong Bunkeng. “Tadinya mencoba
mengolah Tahu itu untuk konsumsi keluarga sehari-hari, tapi karena banyak
teman-teman kakeknya yang datang kerumah dan sering mencicipi tahu buatannya,
maka di buatlah yang banyak sambil terpikir kenapa tidak di jual sajah ke
masyarakat yang luas.
Pada sekitar tahun 1900, tahu cina ukuran
kecil yang dirintis oleh Ong kino mulai di pasarkan oleh anaknya Ong Bun keng.
Tahu buatan tahun 1917 itu merupakan cikal bakal harumnya nama tahu Sumedang.
Usaha tahunya semakin maju sejak di kelola Ong Bun Keng di jalan 11 april 53
Tegalkalong, yang lebih dikenal dengan sebutan “Tahu Bun keng”.
Ketika dalam Sumedang pangeran Soeriatmadja
atau dalam mekah yang akan prgi ke daerah Situraja mampir mencicipi Tahu buatan
Ong Bun Keng, ternyata lezat dan gurih itu diapun berkata”Geuning ngeunah ieu
kadaharan teh, moal burung payu geura (lezat dan enak makanan inih, pasti akan
laku)”.
Ucapan pangeran itu mendongkar semangatnya
untuk mengembangkan usaha yang lebih propesional, dan ternyata yang tahu bun
keng yang awalnya hanya dikerjakan oleh keluarga, kini bisa menyerap tenaga
kerja warga sekitar yang jumlahnya mencapai 30 orang.
Dan sejak tahun 1950, nama Bun keng Tahu
makin berkembang dan kian banyak menyukainya sehingga kini sudah buka cabang di
jln.M.Abdurahman No.50 dan 155 serta di jln. Prabu Gajah Agung ujar suryadi(Ong
ce Ciang). Cucu ong bun keng keturnan ke-empat itulah yangsekarang di percaya
untuk mengelola tahu bun keng. Meskipun cukup sukses mengolah usaha tahunya,
suryadi berharap bisa bermitra dengan pengusaha tahu lainnya.
Jadi begitu teman-teman sebenernya kita
sudah tak asing dengan tahu bungkeng bahkan setiap pengunjung yang melewati
Sumedang pasti mampir ke tahu bungkeng sebagai buah tangan. Tahu Bun Keng ya karena
berhubung kebanyakan orang Sunda jadi disebutnya tahu Bungkeng, termasuk saya
:D
Yang belum mencoba tahu Sumedang datang
saja ke Sumedang dijamin ketagihan dehh. Yooo ditunggu di Sumedang J
Sumber : Redaksi sumedangkab.go.id
0 komentar:
Posting Komentar