A. Sejarah Perajutan
Pada teknologi pembuatan kain, perajutan merupakan salah satu cabang
teknologi tersendiri yang berdiri sejajar dengan teknologi pembuatan kain
lainnya, dan secara umum klasifikasi
jenis kain dapat dibagi sebagai berikut:
1.
Kain tenun (woven fabric) yang dibentuk oleh anyaman-anyaman benang
2.
Kain rajut (knitted fabric ) yang dibentuk oleh jeratan-jeratan benang
3.
Kain yang tidak termasuk kedua jenis kain di
atas yaitu kain non woven (nonwoven
fabric). Kain ini pada dasarnya dibentuk oleh suatu lapisan serat-serat
tekstil yang dikempa.
Sejarah perajutan telah dimulai sejak ratusan
bahkan ribuan tahun yang lalu. Merajut pertama kali dilakukan
oleh kaum pria di Jazirah Arab, Timur Tengah. Adapun
tujuannya adalah untuk membuat permadani yang diperdagangkan oleh
para pedagang Arab. Keterampilan merajut berikut hasil akhirnya yaitu
permadani kemudian disebar ke berbagai belahan dunia. Di Asia pada
awalnya dikenal didaerah Tibet, sedangkan untuk Eropa mulai dikenal di Spanyol
kemudian ke daerah pelabuhan di wilayah Mediterania. Selanjutnya oleh bangsa
Spanyol, keterampilan merajut tersebut
disebar ke wilayah Eropa lainnya.
Lambat laun karena ada kolonisasi Eropa di berbagai wilayah
dunia, keterampilan ini menyebar hingga ke Amerika, Afrika, dan Asia.
Merajut dan merenda disebarluaskan di
Indonesia oleh bangsa Belanda, sehingga lebih sering dikenal
dengan istilah hakken (merenda) dan breien (merajut). Saat ini kegiatan
merajut, yang tadinya pekerjaan kaum pria, banyak diminati kaum wanita, dimana
pekerjaan merajut pada umumnya dilakukan dengan cara
membuat jeratan-jeratan benang yang terangkai satu sama lain, hingga
membentuk kain. Peralatan yang digunakan pun masih sangat sederhana.
Pada mulanya pekerjaan ini dilakukan cukup dengan bantuan dua batang kayu,
bambu atau besi yang bentuknya bulat kecil sepanjang kira-kira
40 cm (breien).
Perkembangan selanjutnya ialah menggunakan
sepotong batang bulat kecil yang pada salah satu ujungnya mempunyai kain sedang
bagian tengahnya berbentuk pipih (hakken).
Dengan gerakan-gerakan tertentu
yang cukup sederhana, alat-alat ini digerakkan dengan
tangan, mengambil benang dan selanjutnya membentuknya menjadi jeratan.
Mesin rajut pertama diciptakan pada abad ke
16 di Inggris oleh William Lee.
Sebagai pembentuk jeratan, mesin ini menggunakan jarum yang bergerak naik
turun mengambil benang dan membentuknya menjadi lengkung jeratan (stitch/loop). Alat ini kemudian berkembang
ke negara lain dan semakin mendapatkanperbaikan/penyempurnaan hingga saat
ini kita kenal ada berbagai jenis mesin rajut.
Daftar Pustaka
Ø Modul bahan ajar praktikum
perajutan 2
Ø pustan.bpkimi.kemenperin.go.id/files/SNI%2008-4339-1996.pdf
0 komentar:
Posting Komentar