Kain handuk pada umumnya berbulu pada kedua belah muka.
Kain handuk memiliki 2 jenis lusi yaitu lusi dasar dan lusi bulu, sehingga pada
proses pertenunan dibutuhkan 2 lalatan untuk lusi dasar dan lusi bulu yang
berbeda tegangannya.
Bahan yang digunakan biasanya katun, ada kalanya benang
linen dengan twist rendah sekali supaya dapat menyerap air. Benang lusi bulu
biasanya Ne1 12 atau Ne124/2 yang memiliki twist yang rendah. Untuk serat
tersebut dibutuhkan serat kapas yang panjang- panjang. Bulu- bulu atau jeratan
pada kain tersebut terjadi ketika ditenun, yaitu dengan pengetekan benang pakan
berkelompok.
Proses terjadinya bulu handuk ini terjadi apabila :
1. Tegangan benang lusi dibuat
lebih kendor dari tegangan lusi dasar, yaitu dapat dengan cara penguluran lusi
dasar dengan sistim pengereman pasip sedang untuk penguluran lusi bulu dengan
sistim aktif.
2. Menggunakan pengetekan sistim
handuk dimana pada 3 pakan berlaku : Pengetekan tidak senpurna – tidak sempurna
– sempurna.
3. Pengetekan dapat dilakukan
dengan sistim sisir lepas atau sisir tetap.
Pembentukan bulu menggunakan gerakan sisir tenun dan alat
pengulur lusi yang memungkinkan jeratan-jeratan benang terbentuk,
jeratan-jeratan bisa terbentuk pada sebelah muka kain atau pada kedua muka
kain.
Pada proses pertenunan kain handuk bulu, dipergunakan dua
buah boom lusi dengan penempatan satu boom dibawah, yang dipergunakan untuk
lusi dasar dan satu boom lagi di atasnya untuk pembentukan lusi bulu,
seperti tampak pada gambar dibawah ini
Struktur kain handuk bulu termasuk ke dalam kelas kain
bulu lusi. Sebagian benang-benang lusi membentuk jeratan yang menonjol di
permukaan kain. Struktur kain tersusun atas 2 macam benang lusi dan 1 pakan.
Salah satu benang lusi merupakan benang lusi dasar sedangkan satunya lagi sebagai
lusi bulu. Beam tenun kedua benang lusi tersebut dipisahkan, hal ini disebabkan
adanya perbedaan tegangan. Faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian sebelum
melakukan proses pertenunan adalah melakukan penyetelan terhadap mekanisme
pengetekan pakan dan penguluran benang lusi, penempatan beam lusi dan lusi
bulu.
Pada kain handuk bulu sebagian benang-benang lusi
tertentu membentuk jeratan (loop) atau lengkungan yang menonjol di pemukaan
kain. Struktur ini tersusun oleh satu macam pakan dan dua macam benang lusi
yang lalatanya tenunnya terpisah. Satu macam lusi bersama pakan membentuk kain
dasar, sedang satu macam lusi lainya membentuk bulu-bulu loop tersebut.
Pembuatan handuk bulu dapat dikerjakan dengan menggunakan
mesin tenun yang dilengkapi dengan peralatan dobby.
Mekanisme Mesin Handuk
Mesin handuk terdiri dari 2 beam lusi
karena tegangan kedua jenis lusi berbeda agar terbentuk bulu. Pertama beam atas
untuk lusi bulu dan beam bawah untuk lusi dasar gun Mesin ini terdiri dari 4
gun yaitu 2 gun pertama untuk lusi dasar dan 2 gun terakhir untuk lusi bulu.
Pengetekan terjadi 3 kali yaitu 2 kali pengetekan tidak sempurna dan satu kali
pengetekan sempurna.
Pengetekan tidak sempurna terjadi ketika
sepatu berada di atas konsol dan kaki lade berada dibawah penumbuk kaki lade.
Penumbuk kaku lade ini dihubungkan dengan per yang terpasang pada gun ke satu.
Pengetekan tidak sempurna mengakibatkan sisir lepas dan itu terjadi karena kaki
lade tertumbuk oleh penumbuk kaki lade. Pengetekan sempurna terjadi ketika sepatu
di atas konsol dan kaki lade di bawah penumbuk kai lade. kaki lade berada di
atas penumbuk lade karena gun ke satu turun sehingga per tidak tertarik oleh
gun dan kembali ke bentuk semula. Pengetekan sempurna mengakibatkan sisir
kembali ke posisi awal dan hal itu terjadi karena kaki lade tidak tertumbuk
oleh penumbuk kaki lade. Mekanisme pergerakan mesin dimulai dari poros pukulan
menggerakan stang tegak menuju stang T lalu diteruskan ke pisau pada dobby,
akibatnya gun- gun yang terbaca oleh paku akan dinaikkan oleh jack lever..
Pada pembuatan handuk bulu, mesin tenun dilengkapi dengan
boom lusi bulu, dan pengetekan juga menggunakan 2 sistem, yaitu :
a. Pengetekan tidak
sempurna, yang dilakukan sesuai dengan anyaman yang dibuat.
b. Pengetekan sempurna,
hanya dilakukan satu kali dalam tiap merapatkan lusi bulu.
Susunan lusi juga dibagi 2 jenis, yaitu :
a. Susunan lusi
dasar, contoh : 1a1, 2a1, 1a2.
b. Susunan lusi bulu,
contoh : 1a1, 2a2.
Pengaturan tinggi bulu.
1. Pada sisir lepas
pengaturan tinggi bulu dengan mengatur penekanan, jika lebih dalam maka bulunya
lebih tinggi. Jika lebih keluar maka bulunya lebih pendek.
2. Pada sisir lepas
pengaturan tinggi bulu dilakukan dengan mengatur pengaturan jarak plat penahan
yang akan menahan batang berayun. Jadi penagturan tinggi bulu tergantung dari
langkah batang berayun pada lade yaitu jaraknya.
Seperti telah dijelaskan dimuka, bahwa mesin pembuat
handuk dilengkapi dengan dua buah boom lusi. Selain itu mesin
pembuat handuk juga dilengkapi dengan sepatu bulu handuk. Gambar peralatan
pembentuk bulu handuk dengan sistem sisir lepas
dapat dilihat pada gambar dibawah :
gambar mesin peralatan pembentuk bulu handuk
Jika lade berayun
ke depan, alat penyentuh e akan menyentuh sepatu bulu. Sepatu
bulu ini dapat bergerak naik turun yang diatur oleh sebuah eksentrik. Apabila b
naik, rol penyentuh a akan berjalan dibawah b sehingga h akan tertarik ke
bawah, tangan-tangan f dan tutup sisir belakang berputar I berputar menurut
arah jarum jam, kemudian sisir tertekan oleh palu c yang menumbuk sepatu d,
maka terjadi pengetekan sempurna. Sebaliknya bila sepatu bulu b diturunkan,
penyentuh rol a berjalan diatas sepatu b, stang penggerak h terdorong ke atas
memutar tangan-tangan f dan tutup sisir belakang I kearah yang berlawanan arah
jarum jam, kemudian sisir menjadi longgar sehingga terjadi pengetekan tidak
sempurna.
Dalam pengetekan benang pakan, lusi
dasar tetap dalam keadaan tegang sebagaimana biasa sehingga benang pakan
tersebut mudah menggeser dalam lusi, tetapi lusi bulu keadaanya kendur dan
hampir sama sekali tidak direm. Masing-masing kelompok benang pakan tersebut
sudah menjadi anyaman dengan benang-benang lusi, sehingga pada waktu pakan
diketek pada kain (pengetekan sempurna) lusi bulu mudah terbawa atau tertarik
olehnya dari boom lsui bulu yang tidak direm. Masing-masing benang pakan
seolah-olah merupakan jepitan lusi bulu. Jepitan tersebut pada waktu diketek
sempurna menggeser kepada kain, sehingga terjadilah bulu-bulu dari benang lusi
bulu, Panjang benang lusi dasar dan lusi bulu yang dipakai untuk setiap satu
meter kain handuk kira-kia 4 meter lusi bulu dan 1,1 meter lusi dasar.
contoh kain handuk